Tak kurang 360 juta orang di seluruh dunia menderita artritis dengan lebih dari 100 jenis penyakit artritis. Penyebabnya, berbeda-beda.
Kebanyakan kita mungkin menganggap remeh
sendi-sendi yang nyeri, kaku dan bengkak, atau berkurangnya lingkup
gerak (keterbatasan gerak). Padahal, gejala ini perlu Anda waspadai,
bisa jadi Anda mengidap osteoartritis.
Dua dari lima orang di Indonesia
berpotensi terkena radang sendi.Penyakit ini lebih sering terjadi karena
faktor umur. Osteoartritis lebih sering terjadi pada laki-laki di bawah
45 tahun. Sedangkan setelah umur 55 tahun, perempuanlah yang banyak
diserang penyakit ini.
Kenali sendi
Sendi merupakan penghubung di antara ruas-ruas tulang. Fungsinya, untuk memungkinkan kedua tulang dapat digerakkan.
Ada tiga macam sendi yang perlu kita ketahui. Pertama, sendi fibrosa (tidak
bergerak) direkatkan oleh lapisan tipis pada jaringan pengikat yang
memungkinkan sedikit pergerakan, contohnya tulang tengkorak. Kedua,
sendi cartilagenosa, dihubungkan secara keseluruhan oleh tulang
rawan, memungkinkan sedikit lebih banyak pergerakan di antara tulang,
contohnya tulang belakang. Ketiga, sendi sinovial, merupakan
jenis sendi paling umum dan dapat digerakkan, mengandung tulang rawan
dalam kadar tinggi serta kapsul cairan pelumas pada ruang sendi,
contohnya lutut.
Kenali osteoartritis
Artritis secara literal berarti peradangan pada sendi. Sedangkan osteoartritis (OA), yang juga disebut degenerative arthritis,
merupakan tipe kronis dari artritis. OA ditandai dengan rasa nyeri
yang kuat akibat kerusakan tulang rawan yang terletak antara tulang dan
sendi. Kondisi ini diakibatkan karena tulang muda (cartilage) dari satu atau lebih sendi hilang. Cartilage sendiri adalah senyawa protein yang menjadi "bantal" antar tulang-tulang sendi.Pada penderita osteoartritis, tulang rawan yang halus dan licin berubah menjadi kasar dan tidak rata, serta cartilage mulai pecah dan permukaannya berlubang tak beraturan. Hal ini karena tulang rawan mulai rusak sehingga mengakibatkan tulang di bawahnya bergesekan. Tulang yang saling bergesekan menimbulkan rasa sakit dan kaku. Pecahan tulang yang ada di dalam ruang antar sendi menyebabkan rasa nyeri yang lebih parah dan sendi rusak.
*Kenali penyebabnya
Dr dr Aris Wibudi, SpPD, KEMD,
mengungkap bahwa OA dapat disebabkan oleh beragam faktor, biasanya
terjadi akibat beban dan penggunaan sendi yang berlebihan serta proses
penuaan.
Seiring dengan pertambahan usia,
kemampuan tubuh untuk memperbaiki jaringan tulang rawan sendi dan
memproduksi glukosaminpun menurun. Ini mengakibatkan kerusakan dan
terkikisnya jaringan tulang rawan sendi.
“Penyakit ini juga dapat menimpa kelompok usia muda akibat beragam faktor, di antaranya karena obesitas, aktivitas fisik yang terus-menerus berlebihan, dan trauma,” ungkapnya.
“Penyakit ini juga dapat menimpa kelompok usia muda akibat beragam faktor, di antaranya karena obesitas, aktivitas fisik yang terus-menerus berlebihan, dan trauma,” ungkapnya.
OA bisa juga terjadi karena pola makan
yang salah. Banyak mengonsumsi makanan yang bersifat asam, yaitu makanan
yang pH-nya asam setelah dicerna tubuh, menyebabkan tingkat pH darah
menjadi asam. Nah, karena darah terlalu asam, cartilage pada
sendi pun bisa larut. Alhasil, sendi kehilangan permukaannya yang halus,
kemudian meradang dan akhirnya tulang saling bergesek.
Penyebab lain OA adalah diet tidak
seimbang, yang menyebabkan kekurangan elemen nutrisi vital untuk jangka
waktu lama. Sistem tubuh pun menjadi malfungsi akibat nutrisi buruk,
asimilasi makanan yang tidak sempurna, toksin, dan kurang olah raga.
Kenali gejalanya
Aris menuturkan, gejala-gejala yang
berkaitan dengan osteoartritisdapat berupa nyeri, bengkak, rasa kaku dan
tidak lentur pada area yang sakit. “Osteoartritis dapat terjadi di
segala bagian sendi. Paling sering, pada tangan, kaki, lutut, tulang
belakang, dan panggul,” kata dokter yang praktik di RSCM ini.
OA terbagi menjadi dua macam, primer dan sekunder.
Osteoartritisprimer banyak dihubungkan dengan penuaan. Susunan protein dari cartilage mengalami degenerasi, yang ditandai dengan mengelupas atau membentuk crevasses yang kecil. Ini kemudian menyebabkan hilangnya total bantal cartilage antartulang sendi. OA bisa juga terjadi karena faktor keturunan.
Osteoartritisprimer banyak dihubungkan dengan penuaan. Susunan protein dari cartilage mengalami degenerasi, yang ditandai dengan mengelupas atau membentuk crevasses yang kecil. Ini kemudian menyebabkan hilangnya total bantal cartilage antartulang sendi. OA bisa juga terjadi karena faktor keturunan.
Sedangkan osteoartritis sekunder
disebabkan oleh penyakit atau kondisi lainnya. Seperti, kegemukan,
trauma atau operasi yang berulangkali pada struktur sendi, sendi-sendi
abnormal sewaktu dilahirkan (kelainan congenital), gout, dan lainnya. Gangguan hormon, seperti diabetes juga berhubungan dengan pengikisan cartilage dini dan osteoartritissekunder.
Diagnosis OA dapat dilakukan dengan melakukan tes kepadatan tulang dan sendi. Tes darah dilakukan untuk mengecek penyebab osteoartritis sekunder, serta untuk mendeteksi kondisi-kondisi artritis lain yang menyerupai osteoartritis. Pengujian X-ray sederhana juga bermanfaat untuk mengetahui penyebab-penyebab lain dari nyeri pada sendi tertentu, serta membantu membuat keputusan ketika intervensi operasi harus dilakukan.
Pasien pun bisa ditangani dengan cara arthrocentesis oleh dokter. Arthrocentesis merupakan proses pengeluaran cairan sendi melalui jarum steril untuk dianalisis. Analisis cairan sendi bermanfaat untuk mendeteksi dan mengobati penyebab artritis. Pengeluaran cairan sendi yang dilakukan serta suntikan dari kortikosteroid ke dalam sendi selama arthrocentesis dapat membantu membebaskan nyeri, pembengkakan, dan peradangan.
Teknik pengobatan selanjutnya arthroscopy (operasi). Dokter akan memasukan tabung penglihat ke dalam ruang sendi, berguna untuk mendeteksi kelainan dan kerusakan pada cartilage dan ligamen.
*Bahasan dengan Kefir :
Dengan rutin konsumsi Kefir dalam keseharian kita,maka semua ini takkan terjadi. Rasa masam pada kefir sangat berbeda dengan rasa masam yang dihasilkan oleh cuka yang dibuat dari bahan yang mengandung zat kimia.Rasa masam ini hanya terasa sesaat dilidah,selanjutnya akan terasa nyaman ditubuh kita.
Dengan rutin konsumsi Kefir dalam keseharian kita,maka semua ini takkan terjadi. Rasa masam pada kefir sangat berbeda dengan rasa masam yang dihasilkan oleh cuka yang dibuat dari bahan yang mengandung zat kimia.Rasa masam ini hanya terasa sesaat dilidah,selanjutnya akan terasa nyaman ditubuh kita.
Bila tidak suka dengan rasa masam yang terdapat pada Kefir, kita dapat menambahkan madu,syrup,jus buah,atau buah potong kecil-kecil,sesuai selera masing-masing.Tapi,,,bila ingin lebih berkhasiat lebih baik diminum dalam bentuk original Kefir.
(* ummi-online.com)
(* ummi-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar