Grand Kefir Bogor - Mari sehat Bersama Kefir

Sabtu, 12 Oktober 2013

Kefir menyebabkan batu ginjal?

Batu ginjal yang paling dominan adalah Kalsium Oksalat. Jadi untuk terbentuknya batu ginjal, diperlukan adanya Kalsium dan Asam Oksalat (tepatnya ion Kalsium dan ion Oksalat).

Kebutuhan Kalsium orang dewasa rata-rata sekitar 1000 mg per hari (antara 800 - 1500 mg/hari)

Bila kita minum susu atau Kefir rata-rata 2 gelas sehari (400 gram), maka terdapat 500 mg Kalsium, atau 50% dari AKG harian. Ini masih belum mencukupi kebutuhan tubuh akan kalsium.

Kefir memberikan Kalsium yang lebih baik dari susu, karena hadirnya asam laktat, yang membentuk Kalsium laktat yang mudah diserap dan mudah dipakai untuk pembentukan tulang. Suplemen Kalsium yang banyak dijual di toko obat/apotik, disediakan dalam bentuk Kalsium Laktat.

Tapi kalsium ini akan menjadi pemicu munculnya batu ginjal (kalsium oksalat) bila dalam waktu bersamaan kita juga mengonsumsi makanan yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam, kubis, daun singkong, seledri dsb. Atau cemilan seperti kentang, singkong dsb, yang juga mengandung Kalsium oksalat cukup tinggi.

Oksalat paling tinggi terdapat pada bayam, sampai sekitar 2%, dan sebagian besar sudah dalam bentuk kalsium oksalat. Tapi bila kita makan bayam disertai Kefir, maka kalsium oksalat pada bayam akan dihalangi untuk diserap oleh usus, melainkan diserap oleh probiotik pada Kefir. Sementara adanya asam laktat akan melarutkan sebagian dari Kalsium Oksalat menjadi Kalsium laktat yang kemudian diserap oleh tubuh.

 
 *Kefir justru mengikis Batu Ginjal. 
Asam Laktat pada Kefir (terutama Kefir Bening), akan sampai pada ginjal, dan mengikis batu ginjal. Hasil kikisan ini akan terbawa keluar bersama urin. Tapi hal ini bisa memunculkan salah interpretasi bahwa tingginya kadar kristal kalsium pada urin akibat terbentuk oleh Kalsium pada Kefir, padahal justru sedang membuang kristal yang mengendap pada ginjal, atau menjaga agar kalsium oksalat yang kita konsumsi tidak mengendap pada ginjal, melainkan terbawa bersama air seni.

Walau begitu, harus kita perhatikan bahwa mengonsumsi Kefir bersamaan dengan makanan yang mengandung asam oksalat tinggi adalah kontra produktif. Apalagi bila kemudian kita kurang minum air, sehingga penggelontoran kristal Kalsium Oksalat ini tidak optimal, lalu tetap saja mengendap di ginjal dan kemudian membentuk batu ginjal.

Lebih parah bila kita mengonsumsi susu (belum jadi Kefir) bersamaan dengan sayuran ber-oksalat tinggi, karena susu tidak mengandung asam laktat dan probiotik, sehingga Kalsium yang dikandungnya langsung membentuk kalsium oksalat yang berpotensi membentuk batu ginjal. Ini membentuk persepsi, bahwa minum susu tidak menghalangi osteoporoisis, bahkan memicu batu ginjal, padahal kekeliruannya adalah mengonsumsi susu bersamaan dengan makanan yang mengandung asam oksalat tinggi.
Sayang masih banyak dokter yang tidak bisa membedakan pengaruh Kefir dan Susu dalam proses pembentukan Kalsium Oksalat/Batu Ginjal, sehingga menarik kesimpulan yang keliru.

Untuk mengurangi kalsium oksalat pada sayuran, maka sayuran direbus dan airnya dibuang. Ini adalah trade-off dengan menjaga kandungan vitamin yang terdapat pada sayuran, yang juga hilang. Tapi adanya Kefir akan meng-kompensasikan kerugian ini.
 
(* AK-file KKI)

Tidak ada komentar: