Kefir menyebabkan batu ginjal?
Batu ginjal yang paling dominan adalah Kalsium Oksalat. Jadi untuk
terbentuknya batu ginjal, diperlukan adanya Kalsium dan Asam Oksalat
(tepatnya ion Kalsium dan ion Oksalat).
Kebutuhan Kalsium orang dewasa rata-rata sekitar 1000 mg per hari (antara 800 - 1500 mg/hari)
Bila kita minum susu atau Kefir rata-rata 2 gelas sehari (400 gram),
maka terdapat 500 mg Kalsium, atau 50% dari AKG harian. Ini masih belum
mencukupi kebutuhan tubuh akan kalsium.
Kefir memberikan
Kalsium yang lebih baik dari susu, karena hadirnya asam laktat, yang
membentuk Kalsium laktat yang mudah diserap dan mudah dipakai untuk
pembentukan tulang. Suplemen Kalsium yang banyak dijual di toko
obat/apotik, disediakan dalam bentuk Kalsium Laktat.
Tapi
kalsium ini akan menjadi pemicu munculnya batu ginjal (kalsium oksalat)
bila dalam waktu bersamaan kita juga mengonsumsi makanan yang mengandung
asam oksalat tinggi, seperti bayam, kubis, daun singkong, seledri dsb.
Atau cemilan seperti kentang, singkong dsb, yang juga mengandung Kalsium
oksalat cukup tinggi.
Oksalat paling tinggi terdapat pada
bayam, sampai sekitar 2%, dan sebagian besar sudah dalam bentuk kalsium
oksalat. Tapi bila kita makan bayam disertai Kefir, maka kalsium oksalat
pada bayam akan dihalangi untuk diserap oleh usus, melainkan diserap
oleh probiotik pada Kefir. Sementara adanya asam laktat akan melarutkan
sebagian dari Kalsium Oksalat menjadi Kalsium laktat yang kemudian
diserap oleh tubuh.
*Kefir justru mengikis Batu Ginjal.
Asam
Laktat pada Kefir (terutama Kefir Bening), akan sampai pada ginjal, dan
mengikis batu ginjal. Hasil kikisan ini akan terbawa keluar bersama
urin. Tapi hal ini bisa memunculkan salah interpretasi bahwa tingginya
kadar kristal kalsium pada urin akibat terbentuk oleh Kalsium pada
Kefir, padahal justru sedang membuang kristal yang mengendap pada
ginjal, atau menjaga agar kalsium oksalat yang kita konsumsi tidak
mengendap pada ginjal, melainkan terbawa bersama air seni.
Walau begitu, harus kita perhatikan bahwa mengonsumsi Kefir bersamaan
dengan makanan yang mengandung asam oksalat tinggi adalah kontra
produktif. Apalagi bila kemudian kita kurang minum air, sehingga
penggelontoran kristal Kalsium Oksalat ini tidak optimal, lalu tetap
saja mengendap di ginjal dan kemudian membentuk batu ginjal.
Lebih parah bila kita mengonsumsi susu (belum jadi Kefir) bersamaan
dengan sayuran ber-oksalat tinggi, karena susu tidak mengandung asam
laktat dan probiotik, sehingga Kalsium yang dikandungnya langsung
membentuk kalsium oksalat yang berpotensi membentuk batu ginjal. Ini
membentuk persepsi, bahwa minum susu tidak menghalangi osteoporoisis,
bahkan memicu batu ginjal, padahal kekeliruannya adalah mengonsumsi susu
bersamaan dengan makanan yang mengandung asam oksalat tinggi.
Sayang masih banyak dokter yang tidak bisa membedakan pengaruh Kefir dan
Susu dalam proses pembentukan Kalsium Oksalat/Batu Ginjal, sehingga
menarik kesimpulan yang keliru.
Untuk mengurangi kalsium
oksalat pada sayuran, maka sayuran direbus dan airnya dibuang. Ini
adalah trade-off dengan menjaga kandungan vitamin yang terdapat pada
sayuran, yang juga hilang. Tapi adanya Kefir akan meng-kompensasikan
kerugian ini.
(* AK-file KKI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar