Grand Kefir Bogor - Mari sehat Bersama Kefir

Selasa, 25 Februari 2014

Bisnis Hipertensi.

Foto: Share status pak Adi Kumbara, tentang tekanan darah tinggi,, bagus bgd! Setiap menit, jantung mengalirkan sekitar 5 liter darah ke seluruh tubuh. Dalam keadaan istirahat, denyut sekitar 70 kali per menit. Dalam keadaan sangat aktif, seperti bermain bulutangkis, denyut jantung bisa mendekati 200 detakan per menit, tekanan darah meningkat sampai di atas 180, dan curahan darah dari jantung bisa di atas 20 liter/menit !!!.

Sungguh, jantung merupakan mesin penggerak tubuh dan kehidupan yang sangat hebat.

Hampir semua dokter menggunakan patokan tekanan darah normal pada kisaran 130/80. Hipertensi dimulai pada tekanan sistolik 140. Ini mengacu pada kriteria untuk orang dewasa (di atas 18 tahun).

Jadi, ketika seorang sahabat yang berusia lewat 60 tahun dengan tekanan darah 155/95, maka dokter tergopoh-gopoh memberikan "obat" penurun tekanan darah. Lalu tekanan darahnya turun menjadi 125/75. Saya bertemu di rumahnya dalam keadaan lemas, dan menunjukkan tanda kehilangan orientasi.

Rupanya masih (terlalu) banyak dokter yang beranggapan bahwa tubuh manusia ini bagaikan mesin satu tipe yang dikeluarkan oleh satu pabrik dengan spesifikasi teknis yang sangat kaku. "Spesifikasi Teknis" manusia ini disajikan dalam berbagai tabel yang dengan sangat mudah menyimpulkan bahwa lebih dari 50% orang berusia di atas 50 tahun menderita hipertensi !.

Di internet saya menemukan lebih dari 30 tabel dan gambar/kurva/diagram yang menunjukkan "pakem" bahwa tekanan darah di atas 140 sudah masuk kategori "darah tinggi", dan hanya satu kurva yang menyatakan tidak demikian.

Ini adalah tipikal tabel yang dijadikan pegangan dokter dalam mendiagnosa pasiennya :

Kategori Systolic (mm Hg) Diastolic (mm Hg)

Normal kurang daripada 130 kurang daripada 85

Tinggi - Normal 130 - 139 85 - 89

Hypertension Stage 1 (Mild) 140 - 159 90 - 99

Hypertension Stage 2 (Moderate) 160 - 179 100 - 109

Hypertension Stage 3 (Severe) 180 - 209 110 - 119

Hypertension Stage 4 (Very severe) lebih daripada 210 lebih daripada 120

Tapi coba perhatikan tabel yang menunjukkan rentang normal tekanan darah dalam kaitannya dengan usia berikut ini (disarikan dari publikasi WHO):

Umur 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-54 55-64 65-69 >70-

Laki-laki

S 114-142 114-142 113-145 112-148 113-151 114-170 123-184 128-188 133-197

D 62-88 63-87 63-91 64-94 67-95 69-103 72-107 72-106 72-106

Perempuan

S 108-134 107-137 109-139 110-144 112-152 114-175 122-188 136-196 140-202

D 60-84 61-85 63-87 65-91 67-93 68-101 72-106 76-106 75-107

(dalam bentuk kurva akan saya simpan di Album Foto, karena disini tidak bisa memuat gambar).

Tabel di atas ini sesuai dengan apa yang dicantumkan pada Fishbein's Illustrated Medical Health Encyclopedia 1981, vol 12, halaman 1559.

Namun cukup aneh juga, dalam buku "Human Physiology and Mechanism of Disease" karangan Arthur C Guyton, Part V tentang sirkulasi, bahasan yang spesifik dalam kaitan tekanan darah normal dengan usia tidak mendalam dibahas,.

Mari kita lihat pada rentang usia saya saat ini, antara 55 - 64.

Kalau tekanan darah saya 150/95, dari tabel rentangnya 128 - 188 (Sistolik) dan 72 - 107 (diastolik), maka BISA SAJA tekanan darah saya adalah normal.

Tapi bisa saja tidak normal !!

LHO.....?

Itulah bedanya manusia dengan segala atributnya dengan mesin !

Terlalu rendah, normal atau terlalu tinggi tidak bisa dinilai hanya dari keberadaan angka dalam rentang ":normal" tadi. Ibarat seorang pemain golf yang memiliki handicap 30 misalnya, bila jumlah pukulan totalnya dalam satu permainan ternyata 25, maka ia akan dinyatakan menang dari pemain yang handicapnya 20 dan jumlah pukulannya 24.

Begitupun seorang Master Catur Kecamatan, bila bisa menahan remis Grand Master Nasional, maka ia akan mendapat point tambahan, sebaliknya yang Grand Master akan dicatat reputasinya buruk.

Begitupun dalam hal tekanan darah. Ada orang yang historis fisiologinya "nyaman" pada 110/70, bila menjadi 140/90 layak disebut hipertensi. Begitupun sebaliknya.

Makanya tidak heran, sahabat saya yang secara historis nyaman pada 150/90, ketika diberi obat penurun tekanan darah, maka hipotensilah yang ia hadapi,

Karena itu : GNOTIS AUTON... (kenali dirimu)..

Ketika saya berguru pada seorang "abah" (beliau tidak mau disebut ustad, apalagi kyai), saya diajari bagaimana mendeteksi kondisi tubuh melalui mandi dan shalat.....

Beberapa yang terkait dengan sirkulasi darah dan hipertensi saya sampaikan disini :

1. Biasakan mandi pagi dan sore pada jam yang sama. Bila menjelang jam mandi badan terasa panas (bahasa Sunda : keunang), dan segar setelah mandi, artinya "jam fisiologi" normal, anda sehat.

2. Bila mandi air dingin yang biasa, anda menggigil kedinginan, segeralah minum air kelapa. (kemudian saya tahu bahwa itu tanda kekurangan kalium, dan air kelapa mengandung banyak kalium).

3. Bila sholat, sujudlah lebih lama, bila kepala terasa berat, dan kalau berdiri terasa ringan, artinya tekanan darah naik secara tidak normal (hipertensi), banyaklah makan sayur dan buah2an serta perbanyak tahajud sedangkan bila terasa enak ketika sujud, namun kehilangan keseimbangan ketika berdiri atau bahkan berkunang-kunang (sampai kalau berdiri harus dibantu tangan), artinya tekanan darah rendah, makanlah singkong bakar (bubuy sampeu) atau daun singkong.

Rasanya naif sekali kalau saya beranggapan bahwa dokter tidak tahu mengenai hal ini...

Sahabat saya ini diberi "obat" penurun tekanan darah berupa CCB (Calcium Channel Blocker) sebagai upaya agar arteri menjadi rileks dan dengan demikian tekanan darah turun.

Tapi efek sampingnya adalah turunnya kemampuan otot untuk kontraksi, mual, lesu sampai disfungsi ereksi (bagi pria). Lalu perusahaan farmasi (dokter juga?) bilang: Minum Viagra saja....

Bahkan untuk usia yang lebih lanjut, dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kehilangan kontrol terhadap buang air kecil, bicara kelu, sampai kelumpuhan....

Memang, orang jadinya tidak akan mati karena stroke (ini ditakutkan, karena insidensinya sangat tinggi), tapi akan terkapar tak berdaya, stress, lalu mati pelan-pelan dengan menderita....!!

Bisnis "penanggulangan" hipertensi ini memang luar biasa. Banyak dokter yang memvonis penderita hipertensi untuk minum obat setiap hari SEUMUR (sisa) HIDUPnya. Untuk perusahaan farmasi, ini ibarat memiliki "SPBU", Pasien akan selalu tergantung obat..

Jadi,

seseorang menderita hipertensi bila tekanan darahnya pada situasi yang sama (biasanya diukur saat istirahat, bagusnya pagi), meningkat 20 point atau lebih dari angka pada saat kondisinya nyaman (dirasakan baik saat sujud maupun saat berdiri dari sujud). Hipertensi sudah "parah" bila perubahan lebih dari 40 point. Begitupun hipotensi. Turun tekanan darah sampai 40 point, maka kita akan menderita hipotensi !

Saat terjadi hipertensi, jangan berolahraga berat. Olahraga berat bisa menaikkan tekanan darah sampai 50 point. Bila tekanan darah total naiknya sampai 90 (karena berawal dari hipertensi), maka kematian mendadak sangat dekat...

Hiperteni berawal dari hidup, terutama pola makan yang tidak benar.

Benahi pola makan. Olahraga, olah jiwa, olah rasa. Bersyukur dan silaturahmi...

Kefir adalah bagian penting dari makanan yang sehat, berfungsi sebagai regulator gizi seimbang.

Jadi, indikator utamanya bukan sekedar angka tekanan darah sesaat...

Ingat, Kefir adalah regulator gizi seimbang. Boleh makan apa saja, tidak berlebihan dan minum Kefir setiap hari !

Salam sehat Kefir....                                                                                                                                                                     

Setiap menit, jantung mengalirkan sekitar 5 liter darah ke seluruh tubuh. Dalam keadaan istirahat, denyut sekitar 70 kali per menit. Dalam keadaan sangat aktif, seperti bermain bulutangkis, denyut jantung bisa mendekati 200 detakan per menit, tekanan darah meningkat sampai di atas 180, dan curahan darah dari jantung bisa di atas 20 liter/menit !!!.
Sungguh, jantung merupakan mesin penggerak tubuh dan kehidupan yang sangat hebat.

Hampir semua dokter menggunakan patokan tekanan darah normal pada kisaran 130/80. Hipertensi dimulai pada tekanan sistolik 140. Ini mengacu pada kriteria untuk orang dewasa (di atas 18 tahun).

Jadi, ketika seorang sahabat yang berusia lewat 60 tahun dengan tekanan darah 155/95, maka dokter tergopoh-gopoh memberikan "obat" penurun tekanan darah. Lalu tekanan darahnya turun menjadi 125/75. Saya bertemu di rumahnya dalam keadaan lemas, dan menunjukkan tanda kehilangan orientasi.

Rupanya masih (terlalu) banyak dokter yang beranggapan bahwa tubuh manusia ini bagaikan mesin satu tipe yang dikeluarkan oleh satu pabrik dengan spesifikasi teknis yang sangat kaku. "Spesifikasi Teknis" manusia ini disajikan dalam berbagai tabel yang dengan sangat mudah menyimpulkan bahwa lebih dari 50% orang berusia di atas 50 tahun menderita hipertensi !.

Di internet saya menemukan lebih dari 30 tabel dan gambar/kurva/diagram yang menunjukkan "pakem" bahwa tekanan darah di atas 140 sudah masuk kategori "darah tinggi", dan hanya satu kurva yang menyatakan tidak demikian.

Ini adalah tipikal tabel yang dijadikan pegangan dokter dalam mendiagnosa pasiennya :

Kategori                                           Systolic (mm Hg)           Diastolic (mm Hg) 
Normal                                               kurang daripada 130         kurang daripada 85
Tinggi - Normal                                         130 - 139                         85 - 89
Hypertension Stage 1 (Mild)                      140 - 159                         90 - 99
Hypertension Stage 2 (Moderate)             160 - 179                        100 - 109
Hypertension Stage 3 (Severe)                180 - 209                        110 - 119
Hypertension Stage 4 (Very severe)      lebih daripada 210            lebih daripada 120

Tapi coba perhatikan tabel yang menunjukkan rentang normal tekanan darah dalam kaitannya dengan usia berikut ini (disarikan dari publikasi WHO):

Umur   20-24    25-29      30-34      35-39     40-44     45-54      55-64       65-69        >70-
Laki-laki
S      114-142  114-142  113-145  112-148  113-151  114-170  123-184  128-188  133-197
D        62-88    63-87      63-91      64-94      67-95     69-103      72-107    72-106    72-106
Perempuan
S      108-134  107-137  109-139  110-144  112-152  114-175  122-188  136-196  140-202
D        60-84     61-85      63-87     65-91      67-93     68-101     72-106     76-106     75-107

(dalam bentuk kurva akan saya simpan di Album Foto, karena disini tidak bisa memuat gambar).
Tabel di atas ini sesuai dengan apa yang dicantumkan pada Fishbein's Illustrated Medical Health Encyclopedia 1981, vol 12, halaman 1559.
Namun cukup aneh juga, dalam buku "Human Physiology and Mechanism of Disease" karangan Arthur C Guyton, Part V tentang sirkulasi, bahasan yang spesifik dalam kaitan tekanan darah normal dengan usia tidak mendalam dibahas,.

Mari kita lihat pada rentang usia saya saat ini, antara 55 - 64.
Kalau tekanan darah saya 150/95, dari tabel rentangnya 128 - 188 (Sistolik) dan 72 - 107 (diastolik), maka BISA SAJA tekanan darah saya adalah normal.

Tapi bisa saja tidak normal !!

LHO.....?

Itulah bedanya manusia dengan segala atributnya dengan mesin !

Terlalu rendah, normal atau terlalu tinggi tidak bisa dinilai hanya dari keberadaan angka dalam rentang ":normal" tadi. Ibarat seorang pemain golf yang memiliki handicap 30 misalnya, bila jumlah pukulan totalnya dalam satu permainan ternyata 25, maka ia akan dinyatakan menang dari pemain yang handicapnya 20 dan jumlah pukulannya 24.
Begitupun seorang Master Catur Kecamatan, bila bisa menahan remis Grand Master Nasional, maka ia akan mendapat point tambahan, sebaliknya yang Grand Master akan dicatat reputasinya buruk.

Begitupun dalam hal tekanan darah. Ada orang yang historis fisiologinya "nyaman" pada 110/70, bila menjadi 140/90 layak disebut hipertensi. Begitupun sebaliknya.

Makanya tidak heran, sahabat saya yang secara historis nyaman pada 150/90, ketika diberi obat penurun tekanan darah, maka hipotensilah yang ia hadapi,

Karena itu : GNOTIS AUTON... (kenali dirimu)..

Ketika saya berguru pada seorang "abah" (beliau tidak mau disebut ustad, apalagi kyai), saya diajari bagaimana mendeteksi kondisi tubuh melalui mandi dan shalat.....

Beberapa yang terkait dengan sirkulasi darah dan hipertensi saya sampaikan disini :

1. Biasakan mandi pagi dan sore pada jam yang sama. Bila menjelang jam mandi badan terasa panas (bahasa Sunda : keunang), dan segar setelah mandi, artinya "jam fisiologi" normal, anda sehat.
2. Bila mandi air dingin yang biasa, anda menggigil kedinginan, segeralah minum air kelapa. (kemudian saya tahu bahwa itu tanda kekurangan kalium, dan air kelapa mengandung banyak kalium).
3. Bila sholat, sujudlah lebih lama, bila kepala terasa berat, dan kalau berdiri terasa ringan, artinya tekanan darah naik secara tidak normal (hipertensi), banyaklah makan sayur dan buah2an serta perbanyak tahajud sedangkan bila terasa enak ketika sujud, namun kehilangan keseimbangan ketika berdiri atau bahkan berkunang-kunang (sampai kalau berdiri harus dibantu tangan), artinya tekanan darah rendah, makanlah singkong bakar (bubuy sampeu) atau daun singkong.

Rasanya naif sekali kalau saya beranggapan bahwa dokter tidak tahu mengenai hal ini...

Sahabat saya ini diberi "obat" penurun tekanan darah berupa CCB (Calcium Channel Blocker) sebagai upaya agar arteri menjadi rileks dan dengan demikian tekanan darah turun.
Tapi efek sampingnya adalah turunnya kemampuan otot untuk kontraksi, mual, lesu sampai disfungsi ereksi (bagi pria). Lalu perusahaan farmasi (dokter juga?) bilang:  Minum Viagra saja....

Bahkan untuk usia yang lebih lanjut, dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kehilangan kontrol terhadap buang air kecil, bicara kelu, sampai kelumpuhan....

Memang, orang jadinya tidak akan mati karena stroke (ini ditakutkan, karena insidensinya sangat tinggi), tapi akan terkapar tak berdaya, stress, lalu mati pelan-pelan dengan menderita....!!

Bisnis "penanggulangan" hipertensi ini memang luar biasa. Banyak dokter yang memvonis penderita hipertensi untuk minum obat setiap hari SEUMUR (sisa) HIDUPnya. Untuk perusahaan farmasi, ini ibarat memiliki "SPBU", Pasien akan selalu tergantung obat..

Jadi,
seseorang menderita hipertensi bila tekanan darahnya pada situasi yang sama (biasanya diukur saat istirahat, bagusnya pagi), meningkat 20 point atau lebih dari angka pada saat kondisinya nyaman (dirasakan baik saat sujud maupun saat berdiri dari sujud). Hipertensi sudah "parah" bila perubahan lebih dari 40 point. Begitupun hipotensi. Turun tekanan darah sampai 40 point, maka kita akan menderita hipotensi !

Saat terjadi hipertensi, jangan berolahraga berat. Olahraga berat bisa menaikkan tekanan darah sampai 50 point. Bila tekanan darah total naiknya sampai 90 (karena berawal dari hipertensi), maka kematian mendadak sangat dekat...

Hiperteni berawal dari hidup, terutama pola makan yang tidak benar.
Benahi pola makan. Olahraga, olah jiwa, olah rasa. Bersyukur dan silaturahmi...

Kefir adalah bagian penting dari makanan yang sehat, berfungsi sebagai regulator gizi seimbang.
Jadi, indikator utamanya bukan sekedar angka tekanan darah sesaat...

Ingat, Kefir adalah regulator gizi seimbang. Boleh makan apa saja, tidak berlebihan dan minum Kefir setiap hari !

Kurva Tekanan Darah Normal terhadap usia.

Salah satu hal yang membuat rata-rata wanita berumur lebih panjang adalah proses pembersihan dan regenerasi darah melalui menstruasi.
Bekam juga mengandung prinsip yang sama.
Memang, pengetahuan tentang donor dan transfusi darah baru berkembang awal ab
ad 20, dan terus menerus mengalami perbaikan, dan metodanya dianggap mantap sejak sekitar tiga dekade ini.
Abah Guru juga melakukan bekam, tapi beliau juga menganjurkan untuk berdonor secara teratur bila fasilitas di tempat kita memungkinkan.

Ini kurva dari ensiklopedi.



Adi Kumbara  

*Coba kita lihat untuk usia saya di rentang 60- 64. Disana dibaca bahwa minimalnya 128/75 dan maksimalnya 184/107. Artinya statistik telah mencatat bahwa pada kisaran tersebut ada orang yang merasa nyaman (artinya sehat).
Pengukuran sesaat tidak bisa me
nyimpulkan orang pada batas-batas tersebut sebenarnya sehat atau tidak.
Pengamatan perlu dilakukan data historisnya.
Sebagai patokan, kenaikan sistolik rata-rata adalah 1 point (1 mm Hg) per tahun. Sehingga untuk usia di atas 20 tahun, rumus kasar untuk tekanan sistolik normal adalah 100+usia atau untuk saya161.

Tapi dalam setahun terakhir, saya memang merasa nyaman pada tekanan darah 135/85 (fisik Remako 40 tahunan)
Nah bila sistolik (S) saya misalnya 160, artinya 25 point di atas normal, ini sudah berbahaya, sudah hipertensi, karena dengan aktivitas agak berat, tekanan S bisa naik sekitar 25 point lagi, lalu akan menjadi 185, atau 50 point di atas tekanan darah saya selagi sehat. Kenaikan 50 point ini berbahaya, karena batas aman, yaitu kenaikan S 40 point (dari 135 menjadi 175) terlampaui. Pada kondisi itu saya tidak boleh beraktivitas berat, bahkan stress juga tidak boleh, karena olahraga berat atau stress bisa meningkatkan tekanan darah sampai sekitar 30 point.
Pada saat selisih antara kondisi normal (S=135) dan saat pengukuran, misalnya menjadi 160 (naik 25 point), sudah diperlukan upaya untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga aktivitas.

Juga bila turun 25 point, sudah menjadi hipotensi, yang berakibat kondisi badan menjadi lemah.

Ringkasnya, saya hipotensi bila sistolik di bawah 110, dan hipertensi bila sistolik di atas 155.

Tapi, tanpa riwayat pengukuran darah, bila ternyata orang usia 60 tahun Snya di atas 184, maka boleh tanpa pikir panjang lagi dinyatakan hipertensi dan perlu penanganan serius. Begitupun bila Snya di bawah 128, kemungkinan besar sudah bisa dinyatakan Hipotensi.

Jadi, TIDAK BENAR kalau dengan pengukuran sesaat, tanpa riwayat kesehatan, orang dengan tekanan S=170 sudah dinyatakan hipertensi, lalu langsung diberi obat2an.

Ibu dari seorang sahabat yang usianya lewat 80 tahun, begitu dideteksi oleh dokter tekanan darah Snya 180, langsung diberi obat penurun tekanan darah dengan dosis yang cukuo tinggi (karena berpatokan pada normal 130/80), sehingga dianggap berada pada titik yang berbahaya (50 point di atas normal), dan kemudian turun menjadi 125/75.
Hasilnya adalah kondisi badan yang memburuk, dan praktis lumpuh, karena tekanan sitoliknya turun 55 point!.
Padahal ADA orang tua (apalagi wanita), yang masih bisa normal pada tekanan darah sampai 202/107 (lihat tabel dan kurva)

Jadi menangani kasis hipertensi seharusnya oleh dokter keluarga yang memiliki catatan status historis yang memadai.

Wah, tampaknya kepanjangan, padahal masih banyak liku2 lainnya. Tapi, supaya tidak ribet, percayakan pada Kefir saja. Kefir tidak akan menaikkan dan menurunkan tekanan darah sembarangan, karena tampaknya Kefir melakukan konsultasi yang intensif dengan tubuh penggunanya...

 



Semoga bermanfaat.
Salam sehat Kefir....


(*Adi Kumbara-File KKI) 



Tidak ada komentar: