Sebagian dari Anda mungkin pernah mendengar minuman bernama kefir,
tetapi tidak tahu secara detail. Kefir merupakan minuman berbahan susu
(terutama susu kambing), yang mengalami serangkaian proses sehingga amat
menyegarkan, menyehatkan, bahkan mampu menyembuhkan aneka penyakit.
Kefir
mulanya telah dikonsumsi masyarakat pegunungan Kaukasus Utara, Rusia,
dan telah dibuat masyarakat setempat selama lebih dari 1.400 tahun lalu.
Konon, biji kefir diberikan oleh Nabi Muhamad kepada rakyat Caucasus,
dan menjadi semacam ‘’pusaka’’ yang diwariskan turun-temurun.
Istilah kefir berasal dari bahasa Turki, ke’if, yang artinya enak.
Sampai kini, kefir menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena terbukti
membuat mereka sehat, awet muda, dan berumur panjang.
Sejak
ratusan tahun lalu kefir telah dikenal sebagai minuman kesehatan, kaya
zat gizi, dan mampu menangkal berbagai macam penyakit. Produk olahan
susu ini pun dapat menimbulkan perasaan yang menyenangkan.
Kefir adalah minuman yang berasal dari susu, hasil fermentasi oleh
sejumlah mikroba, yaitu bakteri penghasil asam laktat (BAL), bakteri
penghasil asam asetat dan khamir (ragi).
Minuman kefir sudah dikenal sejak beberapa abad lalu di wilayah eks
Uni Soviet, khususnya di Pegunungan Kaukasus bagian utara. Kata kefir
berasal dari bahasa Turki, keif yang berarti good feeling atau feeling
good. Disebut demikian karena seseorang akan merasa enak setelah
mengonsumsi kefir secara teratur.
Pada awalnya kefir dibuat secara tidak sengaja, yaitu menempatkan
susu yang telah ditambah bibit kefir pada kantong yang terbuat dari
kulit domba. Kantong itu digantung di pintu rumah, sehingga setiap orang
yang lalu lalang melewati pintu secara otomatis akan menyentuh kantong,
sehingga bergoyang. Hal itu ternyata memberikan efek pengadukan
terhadap susu, sehingga membantu kelancaran proses fermentasi oleh
mikroba.
Selama puluhan tahun, rahasia pembuatan kefir hanya
diketahui secara turun-temurun oleh penduduk asli Pegunungan Kaukasus.
Baru pada tahun 1908, untuk pertama kalinya bibit kefir berhasil dibawa
keluar dari Pegunungan Kaukasus menuju kota Moscow.
Dari kota itulah
khasiat dan teknologi pembuatan kefir menyebar ke seluruh dunia.
Saat ini kefir sangat dikenal luas di Eropa dan diperdagangkan dengan
berbagai sebutan, kephir, kiaphur, kefyr, knapon, kepi dan kippe.
Kepopuleran kefir didukung oleh bukti-bukti ilmiah bahwa di dalamnya
terkandung probiotik (bakteri hidup) dan komponen-komponen yang berperan
penting bagi kesehatan. Itulah salah satu rahasia umur panjang penduduk
Kaukasus.
Asam Folat Meningkat
Bahan utama pembuatan kefir adalah bibit kefir dan susu. Bibit kefir
dapat diperoleh dengan cara membeli atau dari proses pembuatan kefir
sebelumnya. Jika disimpan secara benar, bibit kefir dapat digunakan
berulang kali tanpa batas. Susu yang digunakan bisa susu sapi, kambing,
domba atau kerbau, baik dalam bentuk bubuk (susu penuh atau skim) maupun
cair (full-cream, low-fat, atau non-fat). Mengingat teknologinya yang
sangat sederhana, pembuatan kefir dapat dilakukan dalam skala rumah
tangga.
Susu mula-mula dipasteurisasi, yaitu dipanaskan pada suhu 85 derajat
Celsius selama 30 menit atau pada suhu 95 derajat Celsius selama 5
menit.
Tujuannya untuk membunuh mikroba yang tidak diinginkan serta
mendenaturasi protein, sehingga memudahkan kerja mikroba pada proses
fermentasi. Setelah susu didinginkan dalam panci atau stoples hingga
mencapai suhu kamar (20-25 derajat Celcius), ke dalamnya ditambahkan
butiran bibit kefir sebanyak 5-6 persen (50-60 g bibit kefir untuk 1
liter susu).
Campuran susu dan bibit kefir selanjutnya diperam pada suhu kamar
selama 24 jam, sampai terjadi penggumpalan sempurna. Kefir dapat
ditingkatkan aroma dan cita rasanya dengan cara pemeraman kembali pada
lemari pendingin bersuhu 8-10 derajat Celsius selama 15-24 jam.
Selanjutnya kefir disaring untuk memisahkan cairan kefir dari butiran
kefir (dapat digunakan untuk membuat kefir baru). Makin lama pemeraman
dilakukan, makin menurun kadar laktosanya (gula susu), tetapi makin asam
rasanya. Pemeraman yang lebih lama juga akan meningkatkan kadar vitamin
B dan asam folat. Daya awet cairan kefir dapat diperpanjang hingga satu
minggu pada penyimpanan suhu dingin (sekitar 10 derajat Celcius).
Teknik pembuatan kefir lebih merupakan pekerjaan seni ketimbang
kegiatan ilmiah. Lama fermentasi dan suhu fermentasi adalah dua hal yang
sangat menentukan tekstur dan rasa kefir yang akan dihasilkan. Pada
daerah beriklim panas, fermentasi susu dengan bibit kefir cukup
dilakukan selama 18 jam. Setelah itu, bibit kefir harus segera
dipisahkan dari cairan kefir.
Fermentasi yang terlalu lama akan menghasilkan kefir yang sangat
kental dan asam. Kefir yang baik hanya sedikit lebih kental daripada
susu segar, sehingga mudah diminum.
Bibit Kefir
Bibit kefir sering disebut kefir grains, kefir granules,
natural-starter, atau natural-mother-culture. Bibit ini merupakan suatu
biomatriks yang lembut, berwarna putih, mengandung protein, lemak, dan
polisakarida kompleks (kefiran). Kadar kefiran dapat mencapai 45 persen
dari bibit kefir kering. Bibit kefir mengandung sejumlah bakteri asam
laktat (BAL) dan khamir (ragi), masing-masing berperan dalam pembentukan
cita rasa dan struktur kefir.
Warna bibit kefir putih kekuningan dan berbentuk granula (butiran)
menyerupai bunga kol. Mula-mula ukurannya kecil (seukuran biji gandum)
dan jika sering digunakan akan tumbuh hingga sebesar biji kenari.
Butiran kefir basah sebanyak 50 gram dapat tumbuh menjadi dua kali
lipatnya dalam waktu 7-10 hari, jika dipindahkan ke dalam 500 ml susu
segar enam kali dalam seminggu.
Bibit kefir terdiri atas campuran berbagai bakteri dan khamir.
Spesies mikroorganisme dalam bibit kefir terdiri dari empat genus utama,
yaitu Lactobacilli, Streptococci/Lactococci, Acetobacter, dan Yeast
(khamir).
Masing-masing mikroba memiliki peran khusus, seperti membentuk asam
laktat, lendir (matriks butiran kefir), diasetil, etanol, dan
karbondioksida. Bibit kefir tidak dapat dikeringkan dengan pemanasan
karena sebagian mikroorganisme di dalamnya akan mati. Bibit kefir masih
aktif jika diawetkan dengan cara pengeringan beku (freeze drying). Cara
terbaik menyimpan bibit kefir adalah memindahkan bibit lama ke dalam
susu yang telah dipasteurisasi secara berkala, diperam semalam dan
disimpan dalam lemari es bersuhu 4-7 derajat Celsius. Dalam kondisi
seperti ini bibit kefir tetap aktif selama kurang lebih sebulan.
Pada awal abad pertengahan, kefir telah menyebar dan dikonsumsi di
berbagai penjuru dunia, seperti Eropa, Amerika, dan Jepang. Sejak 1908,
kefir telah digunakan sebagai terapi pada beberapa sanatorium di Eropa
untuk pengobatan paru-paru.
Menyehatkan
Kefir
memiliki beberapa manfaat penting bagi kesehatan. Misalnya, dapat
mencegah segala macam alergi dan alergi gula susu (laktosa), mencegah
pertumbuhan kanker, tumor, hepatitis, herpes, SARS, HIV/AIDS, dan flu.
Bahan pangan ini juga mampu mencegah pertumbuhan organisme pengganggu
tubuh, mengatasi gatal-gatal pada kulit dan infeksi jamur (candidiasis).
Sebagai ‘’obat’’, kefir berkhasiat menyembuhkan tuberkulosis (TB),
sinusitis, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), asma, radang usus,
diare, sembelit, bronkitis, tulang retak, dan tulang patah.
Gangguan eksim, kelainan ginjal, asam urat, reumatik, osteoporosis,
kolesterol, tekanan darah tinggi/rendah, diabetes, migraine dan sakit
kepala, serta insomnia dan stress pun dapat diredakan dengan
mengkonsumsi kefir secara rutin.
Bahkan, kefir juga mampu
menambah vitalitas dan gairah seksual, mengatasi gangguan fungsi
seksual, meningkatkan fungsi kerja lambung dan fungsi pencernaan, serta
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, baik bagi bayi, anak-anak, maupun
orang dewasa.
Terapi pengobatan menggunakan kefir memang
menunjukkan gejala umum pada awal mengkonsumsi. Beberapa orang mengeluh
mulas, mual bagi penderita TB dan perokok berat, pusing sesaat bagi
orang yang metabolismenya terganggu, serta sering kencing, atau timbul
bintik-bintik merah pada kulit.
Anda tak perlu khawatir, karena
ini justru menunjukkan bahwa proses pengobatan sedang bekerja.
Gejala-gejala tersebut merupakan efek detoksifikasi, sebagaimana terjadi
pada orang-orang yang melakukan terapi penyembuhan menggunakan
habatussauda (jinten hitam).
Komposisi Gizi Kefir mengandung
asam laktat 0,8-1,1 %, alkohol 0,5-2,5%, sedikit gas CO2, kelompok
vitamin B, serta diasetil dan asetaldehid. Komposisi dan kadar nutrisi
kefir adalah air 89,5 %, lemak 1,5 %, protein 3,5 %, abu 0,6 %, laktosa
4,5 %, dengan nilai pH 4,6.
Komponen dan komposisi ini
bervariasi, bergantung pada jenis mikrobia starter, suhu, lama
fermentasi, serta bahan baku yang digunakan. Kefir yang dihasilkan juga
dapat dijadikan sebagai bulk starter untuk membuat kefir berikutnya
dengan menambahkan 3-5 % biji kefir ke dalam susu pasteurisasi.
Aktivasi biji kefir kering sebelum digunakan sebagai starter perlu
dilakukan dengan cara merendam biji kefir dalam susu steril selama
beberapa jam, dengan konsentrasi 10-12 % dari berat / volume pada suhu
ruang sampai mengembang, dilakukan tiga kali seminggu.
*Proses
Pembuatan
Pertama, susu segar dengan total padatan 11-12 %
dipasteurisasi (dipanaskan pada suhu 85-90 derajat Celcius selama 30
menit), lalu didinginkan sampai mencapai suhu kamar (28 derajat C).
Kedua, masukkan 3 % butir-butir (biji) kefir ke dalam susu
pasteurisasi, kemudian diaduk merata. Biarkan (diinkubasi) selama 20-24
jam pada suhu kamar (suhu 25-37 derajat C) agar proses fermentasi
berlangsung.
Ketiga, kalau susu sudah menggumpal, disaring
dengan saringan plastik untuk mendapatkan butir-butir kefir kembali.
Kefir yang sudah disaring siap untuk diminum dengan atau tanpa tambahan
pemanis sesuai selera.
Apabila tidak langsung dikonsumsi,
dapat dimatangkan dulu selama 1-3 hari pada suhu 5-10 derajat C.
Penyimpanan dalam lemari pendingin akan memperpanjang masa simpan.
Butir-butir kefir yang diperoleh dapat dicuci dengan air matang-dingin
untuk dipakai lagi pada waktu lain.
Demikian seterusnya, tidak terlalu
rumit bukan?
Sayangnya, sampai saat ini biji kefir masih sulit
diperoleh di Indonesia karena jumlahnya terbatas dan belum dipasarkan
secara komersial.
(*.kosmotips.com)