Grand Kefir Bogor - Mari sehat Bersama Kefir

Kamis, 10 April 2014

Ini adalah sebagian dari ratusan merek kolostrum aking (dalam bentuk kapsul atau bubuk) luar negeri yang walaupun kualitasnya sudah menurun banyak, tapi masih dianggap sangat potensial untuk kesehatan.





Rasanya tidak ada ahli kesehatan yang tidak tahu, betapa ampuhnya kolostrum untuk menjaga kesehatan, sehingga saat ini diwajibkan ibu yang baru melahirkan memberikan kolostrum kepada bayinya.
Bayi sapi dalam satu jam bisa berdiri bila diberi kolostrum induknya, dan merana, bisa mati dalam 2 minggu saja bila tidak diberi kolostrum.

Kolostrum Sapi (aking) di luar negeri sudah ratusan merek. Juga diekspor ke Indonesia. Harganya setara dengan Rp 2 juta sd Rp 8,- juta per liter.

Sementara di Indonesia, kolostrum sapi/kambing yang berlebih hanya dijadikan semacam tahu, lalu di-oseng untuk dijadikan lauk. Hanya sekedar nutrisi yang bagus, tapi khasiat sesungguhnya dari kolostrum telah lenyap.

Padahal penyakit seperti hepatitis, diabetes (khususnya type 2), dan berbagai penyakit gangguan metabolisme, sistem imun dan infeksi sebagian besar mudah sekali diatasi dengan mengonsumsi Kolostrum, apalagi bila dibuat menjadi Kefir Kolostrum.

Selain sembuh jauh lebih cepat, biayanyapun menjadi sangat murah, karena Kefir Kolostrum harganya hanya sepersepuluh dari kolostrum impor, lebih bermutu karena bukan kolostrum aking.


 Ini foto Kolostrum Aking Luar Negeri dan Kefir Kolostrum produksi warga Komunitas Kefir Indonesia (KKI)







Foto: Ii adalah sebagianb dari ratusan merek kolostrum aking (dalam bentuk kapsul atau bubuk) luar negeri yang walaupun kualitasnya sudah menurun banyak, tapi masih dianggap sangat potensial untuk kesehatan.



 Foto: Kefir Kolostrum
Dengan difermentasi menggunakan kefir grains,maka kolostrum ini menjadi Kolostrum Probiotik,khasiatnya meningkat dibandingkan kolostrum sebelum difermentasi.Aromanya menjadi jauh lebih segar,bau anyirnya hilang dan rasanya menjadi lezat.


Kefir Kolostrum terbuat dari Kolostrum segar hari pertama, dengan khasiat yang bahkan lebih baik dari kolostrum segar.
Diabetges type 2 ada yang sembuh hanya dalam 1 - 3 bulan saja. Hepatitis bisa sembuh hanya dalam 2 minggu sampai 1 bulan.


Indonesia memang cuma punya sekitar 500.000 sapi perah. Mestinya setiap tahun terjadi kelahiran 300.000 ekor, setengahnya betina yang seharusnya meningkatkan populasi sapi perah. Tapi setidaknya dalam 20 tahun terakhir, tidak ada penambahan yang berarti.

Satu lahir, satu dibantai karena mahalnya harga daging....

Setiap kelahiran, menyisakan setidaknya 5 liter kolostrum yang bisa dimanfaatkan oleh manusia.

Hepatitis, diabetes type 2, berbagai gangguan imun dan infeksi banyak yang sangat potensial disembuhkan dengan Kefir Kolostrum...

Tapi Kolostrum hanya dijadikan tahu, digoreng atau dioseng, dan cuma jadi seonggok makanan lezat saja.




Add caption

Sangat perlu direnungkan....
Para sahabat KKI dan FB yth,

Saya sungguh prihatin tentang kondisi persusuan di Indonesia yang didominasi oleh susu aking (oleh pengusaha namanya menjadi indah: susu bubuk). Impor susu aking sisa bangsa asing sangat merusak pertumbuhan peternakan sapi perah Indonesia yang berkualitas, sehingga selera masyarakat berubah dan lebih menyukai susu aking daripada susu segar. Saya juga sempat menjadi bahan tertawaan para sahabat di negara Barat, yang mencela penggunaan susu aking untuk minuman sehari-hari, termasuk untuk membuat Kefir.

Mereka hanya menggunakan susu aking untuk kebutuhan makanan rekreatif, seperti kue-kue, praktis diharamkan untuk minuman sehari-hari, apalagi untuk bayi. Dan kita semua tahu, kue2 lezat yang kaya lemak, gula dan susu aking, bila terus-terus dikonsumsi, akan menghancurkan kesehatan kita.

Saya tidak punya pilihan selain menyimpulkan bahwa promosi susu aking dilakukan oleh pengusaha yang menjadi 'economic beast', yang tidak peduli kepada kesehatan masyarakat, kesejahteraan peternak sapi perah, apalagi terhadap martabat bangsa. Rasanya menyimpulkan mereka sebagai penghianat bangsa, tidaklah berlebihan.

Saya masih bisa menerima untuk pendekatan "tiada rotan, akarpun jadi". Tapi melestarikan penggunaan akar sebagai pengganti rotan, adalah bentuk pelecehan...

Bersyukur, Rumah Kefir masih memiliki partner peternak sapi perah yang berdedikasi, untuk terus meningkatkan kualitas susu hasil peternakannya. Ini kami dukung dengan kesediaan untuk membeli susu dengan harga yang lebih pantas daripada harga yang ditentukan oleh IPS dan kaki tangannya (termasuk Koperasi Susu).

Jadi, salah satu pernyataan sayang kepada anak cucu dan bangsa kita, mulailah menggunakan susu segar semaksimal mungkin, dan hindari susu aking...
Untuk orang dewasa yang umumnya tidak cocok dengan susu segar, jadikanlah dulu susu murni itu menjadi Kefir, karena dengan dijadikan Kefir, khasiat susu untuk setiap orang menjadi berlipat ganda.....

Saya sangat yakin, sesungguhnya bangsa kita tidak ingin menjadi "akar" terus-terusan, tapi bisa tampil sebagai "rotan"....
 


(Andang Kasriadi - File KKI)
 Salam sehat bersama Kefir....

Tidak ada komentar: