Ada enam tips yang dapat diterapkan
para orangtua dalam membantu anak-anak mereka untuk menjadi
entrepreneur seperti yang dilansir USA Today dari CNBC.com.
1. Beri kesempatan untuk bereksperimen.
Menurut Norm Goldstein, CEO By Kids for Kids, agensi yang mendorong
penciptaan inovasi oleh anak berbasis di Amerika Serikat, bila anak
ingin menjadi entrepreneur maka tidaklah cukup hanya mengajarkan mereka
melakukan kewajibannya seperti menghabiskan makan malam, membersihkan
kamar dan lainnya. Anak juga sebaiknya diberi sesuatu untuk
dipikirkannya atau memberinya kesempatan untuk bereksperimen. Misalkan
membiarkan anak berkutat dengan teknologi yakni dengan memberinya
komputer atau mengenalkan mereka pada alam dengan mengajarkan berkebun.
Apapun itu, biarkan anak-anak
mencari tahu apa yang disukainya dan melakukan hal yang paling
dikuasainya sepanjang hal itu positif. Dukunglah selalu anak Anda agar
mereka lebih percaya diri dan temani mereka secara langsung saat memulai
bereksperimen, jangan hanya sekedar mengawasinya dari jauh.
2. Memberi respon dengan serius. Biasakan
untuk memberi respon seserius mungkin atas segala macam ide yang
berasal dari anak Anda meski hal tersebut terkesan aneh sekalipun atau
menanggapi permasalahan yang dihadapi oleh anak Anda.
Belajar dari pengalaman Norm
Goldstein yang menanggapi permasalahan putrinya, Cassidy, ketika
krayonnya patah. Norm memilih turut mengajak Cassidy untuk memecahkan
permasalahannya alih-alih langsung membelikan krayon baru. Cara itu
sukses mendorong Cassidy untuk menciptakan sesuatu sebagai solusi
permasalahannya.
Cassidy yang kala itu berusia 14
tahun berhasil membuat Crayon Holder, gagang untuk penyangga krayon
patah yang terbuat dari plastik untuk memangkas bunga mawar. Inovasi
sederhananya sukses membuat dirinya sebagai entrepreneur dan meraup
pendapatan dari penjualan Crayon Holder di outlet-outlet Walmart.
Walau cara tersebut tak melulu menghantarkan anak Anda sebagai miliuner namun mampu mendorong mereka untuk lebih kreatif.
3. Jangan terlalu besar dan terlalu kecil.
Dalam memotivasi serta menemani anak dalam berkarya, sebaiknya jangan
tanggung-tanggung. Anak butuh peranan Anda hingga ke tahap-tahap
selanjutnya. Jadi, jangan berhenti memotivasi mereka hingga meraih
impian yang diinginkannya.
Dalam operasional, ada baiknya
orangtua tak melangkah terlalu jauh. Meski peran orangtua dalam
memotivasi harus setinggi mungkin tapi ketika pelaksanaannya biarkan si
kecil melakukannya sendiri. Meski demi kemandirian anak dalam mengambil
keputusan bisnis, namun bukan berarti orangtua melepas tanggung jawabnya
sama sekali. Katakanlah ketika usaha anak Anda sudah berjalan, tetaplah
mengontrol serta memberi wejangan yang sekiranya diperlukan tanpa harus
terjun langsung membantu pengelolaannya.
Pengalaman KK Gregory bisa
dijadikan contoh. Inventor cilik yang menemukan Wristies, penghangat
pergelangan tangan, menuturkan bahwa sang ibu memang mempunyai pengaruh
besar dalam bisnisnya tapi ia membiarkan dirinya menjalankan usahanya
sendiri. Ibunda Gregory menambahkan, “Sulit rasanya melihat buah hati
saya sedih karena kecewa dengan hasil coba eksperimennya. Tapi saya
membiarkannya agar dia bisa belajar dari kesalahannya dan berusaha
memperbaikinya.”
4. Jangan membuang waktu.
Saat anak Anda membagi ide briliannya, jangan buang waktu. Segeralah
membantunya untuk merealisasikannya. Bantu anak Anda dengan mengecek
apakah idenya itu sudah pernah tercipta atau belum. Bila belum, ide itu
bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan dan bila ide tersebut
ternyata sudah direalisasikan, beri pengertian kepada anak Anda untuk
mengemasnya dengan cara yang unik agar memiliki ciri khas.
Untuk mempromosikan serta menjual
produknya, bantulah anak Anda dalam hal pemasaran dengan memberinya
pemahaman mengenai beragam cara menjual seperti door-to-door, online atau menawarkannya kepada distributor.
5. Memasukkan anak ke komunitas entrepreneur muda.
Saat ini banyak sekali organisasi sebagai wadah para entrepreneur muda.
Anda bisa mencari informasinya di internet atau di lembaga pendidikan
seperti sekolah dan perguruan tinggi dan masukkan anak Anda ke
organisasi tersebut. Hal ini selain berguna untuk networking juga
berfungsi membentuk karakter entrepreneur dalam diri anak dan menanamkan
sikap kepemimpinan yang sangat dibutuhkan dalam entrepreneurship.
Walau memasukkan anak ke organisasi
entrepreneurship takkan membuat ia menjadi miliuner tapi setidaknya
anak Anda memeroleh ilmu bisnis yang berharga.
(*Ciputra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar